Selasa, 27 Maret 2012

karya Seni

Berkarya tak harus dengan fasilitas dan modal besar.Dengan sarana terbatas,kita bisa menciptakan sebuah karya seni yang bernilai jual tinggi. Seperti yang dilakukan Jansen selama ini.Dari sepotong kayu bekas dia bisa menciptakan karya seni yang indah dan bernilai jual tinggi, berupa patung wajah. Puluhan karya seni dari bahan kayu telah dihasilkan Kepala Sekolah SMP/SMA Methodist Medan sejak 10 tahun terakhir. Anehnya, meski banyak yang bersedia membeli dengan harga tinggi, Jansen hingga kini belum bersedia melepas hasil karyanya itu alias tidak dikomersilkan. “Barangnya tidak saya jual sama sekali. Saya lebih cenderung kepada menyalurkan hobi.Namun, tidak lepas kemungkinan ke depan bisa dikomersilkan,” katanya saat disapa di kediamannya,Jalan Pekong No 19 Medan Polonia.

Selama ini hasil pahatannya dalam bentuk patung itu sering diberikan kepada donatur ataupun penyumbang saat penggalangan dana sebagai ucapan terima kasih. ”Atau ada teman yang ingin membawanya untuk oleh-oleh, karena pahatan patung ini bentuknya kecil jadi mudah dibawa,”imbuhnya. Kegiatan Jansen ini berawal ketika dirinya melihat banyak bahan kayu yang terbuang sia-sia di pinggiran Kota Medan. Terlebih saat Dinas Pertamanan melakukan perawatan pohon, pasti banyak kayu yang terbuang percuma.

”Jadi saya berpikir untuk bisa menjadikan kayu tersebut menjadi karya seni yang berharga,”ucapnya. Pria kelahiran Padangsidimpuan 28 Mei 1965 ini mengatakan, hobinya memahat itu dilakukannya disela-sela waktu luang atau setelah selesai mengajar. Boleh dibilang awalnya hanya untuk kerjaan iseng. Meski begitu hasilnya boleh dibilang sangat memuaskan. Karya yang dihasilkannya juga terlihat unik dan menarik. Selain karena dilakukan secara otodidak, dalam proses pembuatannya Jansen tidak membuat rangka terlebih dahulu, layaknya seniman pemahat lainnya.

”Saat membuat suatu proses penciptaan dan saya berpikir, Tuhan menciptakan manusia sangat luar biasa dan begitu sempurna. Saya hanya membayangkan jika di dalam kayunya sudah ada bentuk dan bagian wajahnya. Saya hanya membuang bagian yang tidak penting dan akhirnya sudah menjadi suatu hasil,” tutur ayah tiga anak ini. Lantaran membuat dari bahan kayu yang diminta dari Dinas Pertamanan, wajar jika karya seninya didominasi oleh bahan kayu mahoni. Selain mahoni, Jansen menggunakan bahan kayu lain,seperti kayu jelutung dan kayu jati.Untuk karyanya ini, biasanya seni yang dipahat lebih kepada karakter wajah manusia dan pahatan hewan.

Biasanya,pembuatan pahatan ini membutuhkan kesabaran serta ketelitian. Jika dikerjakan dengan serius, paling tidak butuh sepekan untuk bisa menyelesaikan satu patung. Pembuatan patung ini dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, Jansen membuat hidungnya sesuai bentuk wajah. Setelah itu baru pada bagian mulut dan matanya. Nah, pada bagian mata harus lebih hati-hati, karena di pupil mata yang terlihat lebih menonjol akan menghasilkan kesan lebih hidup. ”Kalau bagian mata dibuat rata tentunya akan terlihat kosong dan kurang bagus,”katanya.

Sebagai seorang pendidik, Jansen mengaku sangat senang jika hobinya ini dapat ditularkan kepada anak didik di sekolah yang dipimpinnya. Karena itu dia sering membawa karya seninya itu ke sekolah untuk memotivasi para siswa secaara langsung. Sayang, hingga kini belum satupun siswanya yang benarbenar mau mendalami seni pahat patung ini.

Tidak ada komentar: